PESAWAT
ATTWOOD
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen
yang sering digunakan untuk mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat
secara beraturan. Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang
terhubung dengan seutas kawat/tali.
Bila kedua benda massanya sama, keduanya
akan diam. Tapi bila salah satu lebih besar (misal m1>m2). Maka kedua benda
akan bergerak ke arah m1 dengan dipercepat.
Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat
benda 1. Namun karena banda 2 juga ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya
penarik resultannya adalah berat benda 1 dikurangi berat benda 2.
Berat benda 1 adalah m1.g
dan berat benda 2 adalah m2.g. Gaya resultannya adalah (m2-m1).g.
Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda adalah
resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda. Untuk mencari tegangan
tali kita lihat benda 1. Gaya yang bekerja padanya adalah m1.g
dan tegangan tali T.
m1.g-T
= m1.a
Dalam Hukum I
Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda
tersebut sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap
pada lintasan lurus. Apa yang terjadi jika gaya total tidak
sama dengan nol ?
Pengertian Gaya Total
Seperti
apakah gaya total itu ? Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas
meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika kita
mendorong uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga uang
logam begerak. Nah, selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga
gaya gesekan udara dan gaya gesekan antara permukaan bawah uang logam dan
permukaan meja, yang arahnya berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila
jumlah selisih antara kekuatan dorongan kita (Gaya dorong) dan gaya
gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya gesekan antara permukaan logam
dan meja) adalah nol, maka uang logam berhenti bergerak/diam. Jika selisih
antara gaya dorong yang kita berikan dengan gaya gesekan tidak nol, maka uang
logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara gaya dorong dan gaya gesekan
tersebut dinamakan gaya total. Semoga ilustrasi sederhana ini
bisa membantu anda memahami pengertian gaya total.
Hukum II Newton
Sekarang kita
kembali ke pertanyaan awal pada bagian pengantar. Apa yang terjadi jika gaya
total yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol ? Newton
mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata
lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam
akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya.
Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut
akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah gerak
benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya
juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat
menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda
tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya
total. Jika besar gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan
yang dialami benda juga tetap alias tidak berubah.
Bagaimana hubungan
antara Percepatan dan Gaya ?
Bayangkanlah
anda mendorong sebuah gerobak sampah yang bau-nya menyengat. Usahakan sampai
gerobak tersebut bergerak. Ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan bahwa
terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu. Silahkan dorong gerobak
sampah itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda mendorong gerobak
tersebut dengan gaya tetap selama 30 menit, tampak bahwa gerobak yang tadinya
diam, sekarang bergerak dengan laju tertentu, anggap saja 4 km/jam.
Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua kali lebih besar (gerobaknya
didiamin dulu). Apa yang anda amati? Jika anda mendorong gerobak sampah
dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam
dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali
lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar,
maka percepatan gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita
bisa menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja pada benda.
Seandainya percobaan mendorong
gerobak sampah diulangi. Percobaan pertama, kita menggunakan gerobak yang
terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua kita menggunakan gerobak yang
terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak besi dengan gaya
dua kali lipat, apakah gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali
lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya yang terbuat dari kayu ?
Tentu saja
tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda dapat
membuktikannya sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong
gerobak sampah yang terbuat dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda
mendorong gerobak yang terbuat dari kayu, maka akan terlihat bahwa percepatan
gerobak besi lebih kecil. Apabila gaya total yang bekerja pada benda tersebut
sama, maka makin besar massa benda, makin kecil percepatannya, sebaliknya makin
kecil massa benda makin besar percepatannya.
Hubungan ini
dikemas oleh eyang Newton dalam Hukum-nya yang laris manis di sekolah, yakni Hukum
II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total
bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total
sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.
HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN
GLBB
Kita telah
belajar mengenai Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada pembahasan mengenai
Kinematika. Nah, pada pembahasan mengenai kinematika, kita mengabaikan gaya.
Sekarang kita analisis Gerak Lurus Berubah Beraturan dan mengaitkannya dengan
Gaya sebagai penyebab gerakan benda dan juga sebagai penghambat gerakan benda (gaya
gesek).
Terdapat tiga persamaan pada
GLBB, yakni :
Ketiga persamaan tersebut
mempunyai komponen percepatan alias a.
Dengan demikian, gaya
total atau resultan gaya dihubungkan dengan GLBB oleh
percepatan.
Gaya vs Torsi
Sebuah benda yang diam bisa
bergerak lurus karena ada gaya. Demikian juga sebuah benda yang sedang bergerak
bisa berhenti atau berkurang kecepatannya karena ada gaya. Misalnya sebuah
mobil mula-mula diam. Setelah mesinnya dinyalakan dan mobil itu bergerak. Dalam
hal ini mobil bergerak karena ada gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin. Mobil
yang sedang bergerak juga bisa berhenti jika sopir menekan pedal rem. Dalam hal
ini, mobil berhenti karena ada gaya gesekan antara ban dan kampas. Kita bisa
menyimpulkan bahwa gerakan mobil dipengaruhi oleh gaya.
Kalau dalam
gerak lurus, gerakan benda dipengaruhi oleh gaya, maka dalam gerak rotasi,
gerakan benda dipengaruhi oleh torsi. Mengenai Torsi sudah dijelaskan pada
pokok bahasan torsi. Semakin besar torsi, semakin cepat benda berotasi.
Sebaliknya semakin kecil torsi, semakin lambat benda berotasi. misalnya
mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Jika pada benda itu dikerjakan
torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu. Dalam hal ini benda
mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi). Perubahan
kecepatan sudut = percepatan sudut. Semakin besar torsi, semakin besar
percepatan sudut. sebaliknya semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan
sudut. Dengan kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan
percepatan sudut. secara matematis, hubungan antara torsi dan percepatan sudut
dinyatakan dengan persamaan :
Massa vs Momen Inersia
Seperti yang
telah dijelaskan pada pokok bahasan Momen Inersia, dalam gerak lurus massa bisa
diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatannya.
Apabila benda sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan
jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih
sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang
diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar.
Misalnya jika kita menendang kelereng dan bola sepak dengan kekuatan (gaya)
yang sama, maka tentu saja kelereng akan bergerak lebih cepat, sedangkan bola
sepak akan bergerak lebih lambat. Hal ini disebabkan karena massa kelereng
lebih kecil, sebaliknya massa bola sepak lebih besar. Jadi selain dipengaruhi
oleh gaya, gerakan benda juga ditentukan oleh massa.
Dalam gerak
rotasi, selain dipengaruhi oleh torsi, gerak rotasi benda tegar juga
dipengaruhi oleh momen inersia. Misalnya terdapat dua benda tegar, sebut saja
benda A dan B. benda A memiliki momen inersia yang lebih besar, sedangkan benda
B memiliki momen inersia yang lebih kecil. Jika pada kedua benda ini dikerjakan
torsi yang sama, maka benda A bergerak lebih lambat sedangkan benda B bergerak
lebih cepat. Hal ini disebabkan karena benda A memiliki momen inersia yang lebih
besar. Momen inersia suatu benda tegar ditentukan oleh posisi sumbu rotasi,
massa benda dan kuadrat jarak setiap partikel penyusun benda tegar dari sumbu
rotasi. mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan Momen
Inersia.
Mula-mula
benda diam (kecepatan sudut = 0). Setelah dikerjakan torsi, benda berotasi
dengan kecepatan sudut tertentu. dalam hal ini, benda mengalami perubahan
kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi). perubahan kecepatan sudut =
percepatan sudut. Berdasarkan ilustrasi benda A dan benda B di atas, kita bisa
mengatakan bahwa semakin besar momen inersia, semakin kecil percepatan sudut
benda. Jadi momen inersia berbanding terbalik dengan percepatan sudut. Secara
matematis, hubungan antara momen inersia dengan percepatan sudut dirumuskan
sebagai berikut :
Hukum II Newton untuk
gerak rotasi
Berdasarkan
hubungan antara torsi dan momen inersia dengan percepatan sudut yang sudah
dijelaskan di atas, kita bisa menurunkan hubungan antara Torsi, Momen Inersia
dan Percepatan Sudut benda. Persamaannya kita tulis lagi ya…
Kedua persamaan ini bisa ditulis
menjadi seperti ini :
Ini adalah persamaan hukum II
Newton untuk gerak rotasi. Persamaan ini mirip dengan persamaan Hukum II Newton
F = ma. (F = gaya, m = massa dan a = percepatan). temannya gaya adalah torsi,
temannya massa = momen inersia, temannya percepatan = percepatan sudut.
bedanya, F = ma itu hukum II Newton untuk gerak lurus, sedangkan persamaan
torsi di atas merupakan hukum II Newton untuk gerak rotasi.
Tegangan Tali
Untuk membantu memahami konsep
tegangan tali, pahami ilustrasi berikut ini. Misalnya kita letakan 3 benda pada
permukaan bidang datar, di mana ketiga benda tersebut dihubungkan dengan tali.
Ketika kita
menarik benda A ke kiri dengan gaya F, benda B dan C juga ikut tertarik karena
ketiga benda tersebut dihubungkan dengan tali. Pada saat benda A ditarik, tali
1 dan tali 2 tegang sehingga pada kedua ujung tali tersebut timbul tegangan
tali (T). Benda A dan B dihubungkan dengan tali yang sama sehingga gaya tegangan
tali pada kedua ujung tali 1 sama besar (T1). Demikian juga, besar
gaya tegangan tali pada kedua ujung tali 2 (T2) sama besar, karena
benda B dan C dihubungkan dengan tali yang sama. Ingat bahwa gaya tegangan tali
pada tali 1 (T1) berbeda dengan gaya tegangan tali pada tali 2 (T2),
karena tali 1 bekerja pada benda A dan B sedangkan tali 2 bekerja pada benda B
dan C. Inti penjelasan ini adalah gaya tegangan tali (T) sama besar apabila
tali bekerja pada benda yang sama, dang besar gaya tegangan tali berbeda apabila
bekerja pada benda yang berbeda.
Tegangan Tali pada
Katrol
Agar dirimu semakin memahami
gaya tegangan tali, mari kita tinjau gaya tegangan tali katrol. Permukaan
katrol dianggap licin sempurna sehingga tidak ada gaya gesek dan massa tali
sangat ringan sehingga kita abaikan dalam analisis ini.
Ilustrasi 1 :
Pada katrol digantungkan tali
dan pada kedua ujung tali digantungkan dua benda, masing-masing bermasa m1
dan m2. m1 lebih besar dari m2 (gaya berat
pada benda bermassa m1 lebih besar dari gaya berat pada benda
bermassa m2) sehingga katrol berputar ke kiri (berlawanan
dengan arah jarum jam), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Benda
bermassa m1 bergerak turun sedangkan benda bermassa m2
bergerak naik…
Pada tali
bekerja gaya tegangan tali T1 dan T2, di mana besar gaya
tegangan tali T1 = T2.
Ilustrasi 2 :
Katrol 1
dan katrol 2 dihubungkan dengan sebuah tali panjang. Katrol 2 dan
benda bermassa m dihubungkan dengan sebuah tali pendek,
Ketika kita
menarik tali ke bawah dengan gaya sebesar F, maka akan timbul gaya tegangan
tali T1, T2 dan T3. T4 adalah gaya
tegangan tali yang bekerja pada katrol 1 dengan tempat di mana tali
dihubungkan, sedangkan T5 adalah gaya tegangan tali yang bekerja
pada katrol 2 dan benda. Besar T1 = T2 = T3.
T1, T2 dan T3 tidak sama dengan T4
dan T5. Besar T4 juga tidak sama dengan T5.
Mengapa demikian ? alasannya, T1, T2 dan T3
merupakan gaya tegangan tali pada tali yang sama, sedangkan T4 dan T5
merupakan gaya tegangan tali pada tali yang berbeda.
Daftar Pusakan : http://pusingsekalisaya.blogspot.com/2012/12/percobaan-pesawat-attwood.html
Daftar Pusakan : http://pusingsekalisaya.blogspot.com/2012/12/percobaan-pesawat-attwood.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar